Edan! Prabowo Anti Korupsi, Wamen Noel Kena OTT

Foto: IST – Sugiyanto (SGY)-Emik

Blegarrr! Bagaikan bom nuklir modern jatuh di jantung Ibu Kota Jakarta. Getarannya, guncangannya, dan gaungnya merembet ke seantero Nusantara. Padahal hanya satu peristiwa yang terjadi: pembantu Presiden Prabowo, Wakil Menteri Tenaga Kerja, terjaring OTT KPK. Tragis bukan?

Oleh : Sugiyanto (SGY)

Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (HASRAT)

Wamenaker Immanuel Ebenezer atau Noel ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga melakukan pemerasan terhadap sejumlah perusahaan dalam pengurusan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Bagaimana tidak disebut “edan”, sebab Presiden Prabowo Subianto selama ini identik dengan citra anti-korupsi. Dalam berbagai kesempatan ia selalu menegaskan bahwa korupsi akan diberantas habis. Bahkan jauh sebelum menjabat presiden, ia sudah berulang kali menyampaikan tekad itu.

Masih segar dalam ingatan ketika pada 8 Maret 2019 di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Bandung, Capres Prabowo dengan lantang berkata:

“Saudara-saudara, begitu saya dilantik jadi Presiden RI, jika memang saya menerima mandat dari rakyat, pada saat itu saya akan cari bukti-bukti korupsi. Pada saat itu, mulai saat itu saya akan kejar koruptor-koruptor itu. Bila perlu sampai Antartika, sampai ke padang pasir paling jauh, akan saya kejar.”

Namun, ironisnya, Noel yang telah diangkat Presiden Prabowo menjadi Wamen malah terjaring OTT. Sungguh memprihatinkan!

Immanuel atau Noel sendiri adalah sosok yang dikenal berporos dari relawan Jokowi, lalu Ganjar, hingga akhirnya mendukung Prabowo, ditangkap KPK dalam operasi senyap pada 20 Agustus 2025. 

Noel diduga memeras sejumlah perusahaan terkait sertifikasi K3. Kasus ini menjadikannya pejabat pertama di Kabinet Merah Putih Prabowo–Gibran yang terjerat OTT sekaligus menyorot transisinya dari relawan militan ke pejabat tinggi.

Dalam OTT tersebut, KPK mengamankan sekitar 10–14 orang, menyita uang, puluhan mobil, serta dua motor Ducati mewah—Streetfighter V4 merah dan Multistrada V4 putih. Sejumlah ruangan di Kementerian Ketenagakerjaan, termasuk Direktorat K3, ikut disegel.

Saya pribadi mengenal Noel. Pada era Presiden Jokowi, ia mulai menonjol dengan jabatan komisaris karena statusnya sebagai pendukung Jokowi. 

Kami beberapa kali berkumpul di kawasan Ancol, Jakarta Utara, bersama teman-teman seperti Om Ken-Ken, Om Habib Kribo, dan lainnya. Pertemuan itu tidak ada kaitan dengan afiliasi politik, melainkan sebatas pertemanan sesama aktivis yang berjalan secara alami dan mandiri.

Ketika Pilpres 2024, kami berpencar mendukung pilihan politik masing-masing. Noel yang sebelumnya dekat dengan Ganjar, justru berbelok mendukung Prabowo.

Kini semua sudah tejadi. Nasi jadi bubur. Peristiwa ini menegaskan bahwa potensi korupsi ada di depan mata, di sekitar kita, bahkan di lingkaran kekuasaan. 

Karena itu, Presiden Prabowo harus konsisten: berantas korupsi tanpa pandang bulu, baik terhadap mereka yang sudah terindikasi maupun yang berpotensi melakukan. Tidak perlu dulu mengejar sampai ke Antartika atau padang pasir, mari bersihkan negeri ini dari para koruptor yang ada di dalam rumah sendiri.

Merdeka atau dikepung koruptor!