Irjen Karyoto Diserang Berita Hoaks, “Ngamuk” Jadi Kabaharkam Polri: Tetap Hormat pada Kapolri dan Siap Emban Tugas Baru

HUBUNGAN baik antara Kapolri dan Irjen Karyoto menunjukkan bahwa isu “ngamuk” tidak memiliki dasar faktual
Oleh : Sugiyanto (SGY)
Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (HASRAT)
Isu mengenai Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto yang disebut “ngamuk” kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo ramai beredar di media sosial dan grup WhatsApp. Narasi yang beredar menyebut kemarahan tersebut dipicu kekecewaan karena Karyoto dikabarkan dijanjikan posisi Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, namun akhirnya ditempatkan pada jabatan Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri.
Isu ini gencar dibicarakan, namun bagi saya, tudingan tersebut tidak masuk akal. Dalam kultur kepolisian, sangat kecil kemungkinan terjadi insiden seperti yang digambarkan, apalagi mengingat pangkat Kapolri yang dua tingkat lebih tinggi daripada Irjen Karyoto.
Besar kemungkinan isu ini berawal dari komunikasi internal yang sifatnya umum, kemudian didengar pihak luar yang menafsirkannya secara keliru. Dari situlah timbul kesalahpahaman yang berkembang menjadi kabar bohong (hoaks).
Dugaan saya terbukti. Pada Jumat, 8 Agustus 2025, saya menemukan pemberitaan resmi yang memuat klarifikasi langsung dari Irjen Karyoto. Beliau membantah keras kabar tersebut dan menegaskan bahwa dirinya tetap menghormati Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Bahkan, ia menyambut baik amanah sebagai Kabaharkam Polri dan menilai jabatan itu sebagai bentuk kepercayaan yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Walaupun Irjen Karyoto memang lebih senior secara angkatan dibanding Jenderal Listyo Sigit, ia menekankan bahwa rasa hormat terhadap atasan adalah hal yang mutlak. Isu “ngamuk” yang beredar disebutnya murni hoaks dari akun-akun anonim yang diduga memiliki motif memecah belah soliditas internal Polri.
Saya pribadi percaya pada penjelasan Irjen Karyoto. Masyarakat pun pada umumnya bisa menilai bahwa kabar seperti ini tidak memiliki dasar yang kuat. Hoaks memang kerap muncul di berbagai situasi tanpa pandang bulu, termasuk di institusi sebesar Polri.
Sebagaimana diketahui, Irjen Pol Karyoto lahir di Pemalang, Jawa Tengah, pada 27 Oktober 1968. Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1990 ini memiliki rekam jejak panjang di bidang reserse. Ia pernah menduduki berbagai jabatan strategis, termasuk sebagai Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sejak 27 Maret 2023, ia menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya menggantikan Komjen Pol Dr. H. Mohammad Fadil Imran. Dalam kepemimpinannya, Karyoto dikenal tegas dalam penegakan hukum sekaligus mengedepankan pendekatan rehabilitatif bagi pengguna narkotika.
Rotasi jabatan yang menempatkannya sebagai Kabaharkam Polri merupakan bagian dari keputusan strategis organisasi. Dalam tubuh Polri, rotasi seperti ini bertujuan mengoptimalkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat, bukan sekadar penilaian personal.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., lulusan Akpol angkatan 1991, memimpin Polri sejak 27 Januari 2021. Ia memiliki rekam jejak penugasan yang luas, termasuk keberhasilan menangani kasus besar seperti penangkapan Djoko Tjandra. Kepemimpinannya dikenal mengedepankan soliditas internal serta kedekatan dengan jajaran.
Hubungan baik antara Kapolri dan Irjen Karyoto menunjukkan bahwa isu “ngamuk” tidak memiliki dasar faktual. Sebaliknya, yang terlihat adalah loyalitas, profesionalisme, dan penghormatan yang tinggi terhadap hierarki kepolisian.
Dengan demikian, saya meyakini bahwa isu “Irjen Karyoto Ngamuk” adalah berita hoaks yang nyata-nyata tidak berdasar. Irjen Karyoto merupakan jenderal dengan komitmen tinggi dalam menjalankan amanah sebagai Kabaharkam Polri dengan penuh integritas. Sikapnya menjadi teladan bahwa loyalitas kepada pimpinan dan dedikasi terhadap tugas adalah kunci menjaga kehormatan institusi, sekaligus memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat.